Saturday 26 November 2011

Mutiara Cinta 02

Cinta sebenarnya tidak buta.
Cinta adalah sesuatu yang
murni, luhur dan diperlukan.
Yang buta adalah bila cinta itu
menguasai dirimu tanpa suatu
pertimbangan.
Bukan laut namanya jika airnya
tidak berombak, bukan cinta
namanya jika perasaan tidak
pernah terluka,
bukan kekasih namanya jika
hatinya tidak pernah merasa
rindu dan cemburu.
Cinta bukanlah dari kata-kata
tetapi dari segumpal keinginan
diberi pada hati yang
memerlukan.
Tangisan juga bukanlah
pengobat cinta karena ia tidak
mengerti perjalanan hati nurani.
Kejarlah cita-cita sebelum cinta,
apabila tercapainya cita-cita
maka dengan sendirinya cinta
itu akan hadir.
Cinta seringkali akan lari bila kita
mencari, tetapi cinta jua
seringkali dibiarkan pergi bila ia
menghampiri.
Cinta pertama adalah kenangan,
Cinta kedua adalah pelajaran,
dan cinta yang seterusnya
adalah satu keperluan
karena hidup tanpa cinta
bagaikan masakan tanpa garam.
Karena itu jagalah cinta yang
dianugerahkan itu
sebaik-baiknya agar ia terus
mekar dan wangi sepanjang
musim.
Kecewa bercinta bukan berarti
dunia sudah berakhir. Masa
depan yang cerah berdasarkan
pada masa lalu
yang telah dilupakan. Kamu
tidak dapat melangkah dengan
baik dalam kehidupan kamu
sampai kamu melupakan
kegagalan kamu dan rasa
kekecewaan itu.
Hanya diperlukan waktu
semenit untuk menafsir
seseorang, sejam untuk
menyukai seseorang dan
sehari untuk mencintai
seseorang, tetapi diperlukan
waktu seumur hidup untuk
melupakan seseorang.
Hidup tanpa cinta sepeeti
makanan tanpa garam. Oleh
karena itu, kejarlah cinta seperti
kau mengejar waktu dan apabila
kau sudah mendapat cinta itu,
jagalah ia seperti kau menjaga
dirimu. Sesungguhnya cinta itu
karunia Tuhan Yang Maha Esa.
Cintailah orang yang engkau
kasihi itu sekedranya, mungkin
saja dia akan menjadi orang
yang
kau benci pada suatu hari kelak.
Juga bencilah terhadap orang
yang kamu benci itu sekedarnya,
barangkali dia akan menjadi
orang yang engkau kasihi pada
suatu hari nanti.
Janganlah kau tangisi
perpisahan dan kegagalan
bercinta, karena pada
hakikatnya jodoh itu bukan
ditangan manusia.
Atas kasih sayang Tuhan kau
dan dia bertemu, dan atas
limpahan kasihNya jua kau dan
dia dipisahkan
bersama hikmah yang
tersembunyi. Pernahkan kau
berfikir kebesaranNya itu ?
Cinta itu tidak menjanjikan
sebuah rumah tangga aman
damai, tetapi penerimaan dan
tanggung jawab
adalah asas utama kebahagiaan
rumah tangga. Cinta hanya
sebuah keindahan perasaan,
cinta akan bertukar menjadi
tanggung jawab apabila
terbinanya sebuah rumah
tangga.
Memberikan seluruh cintamu
kepada seseorang bukanlah
jaminan dia akan membalas
cintamu, jangan mengharapkan
balasan cinta, tunggulah sampai
cinta berkembang dihatinya,
tetapi jika tidak, berbahagialah
karena cinta tumbuh dihatimu.
Cinta bukanlah dari kata-kata,
tetapi dari segumpal keinginan
diberi pada hati yang
memerlukan.
Cinta lebih mudah mekar dihati
yang sedang dilanda kecewa,
cinta seperti ini adalah cinta
yang mengharapkan belas
kasihan,
oleh karena itu, bila sepi telah
punah maka biasanya cinta juga
akan turut terbang.
Cinta yang dikaitkan dengan
kepentingan pribadi akan
berubah menjadi putus asa.
Dalam sebuah percintaan,
janganlah kamu sesali
perpisahan tetapi sesalilah
pertemuan.
Karena tanpa pertemua tidak
akan ada perpisahan.
Menikahlah dengan orang yang
lebih mencintai diri kita
daripada kita mencintai diri
orang itu. Itu lebih baik daripada
menikahi orang yang kita cintai
tetapi tidak menyintai
diri kita karena adalah lebih
mudah mengubah pendirian diri
sendiri daripada mengubah
pendirian orang lain.
Cinta yang suci dapat dilihat dari
pengorbanan seseorang,
bukanlah dari pemberian
semata.
Ibaratkalah kehilangan cinta itu
seumpama hilangnya cincin
permata di lautan luas yang
tiada bertepi dan harus
dilupakan.
Cinta tidak selalu bersama
jodoh, tapi jodoh selalu bersama
cinta.
Kata pujangga ; Cinta letaknya di
hati, meskipun tersembunyi,
namun getarannya jelas sekali.
Ia mampu mempengaruhi
fikiran sekaligus mengendalikan
tindakan kita sehingga
kadangkala kita melakukan hal
terbodoh tanpa kita sadari.
Cinta dimulai dengan senyuman,
tuumbuh dengan dekapan dan
seringkali berakhir dengan air
mata.

No comments:

Post a Comment